Yuk Belajar: Belajar di Waktu Kecil Bagaikan Mengukir di Atas Batu, Belajar di Waktu Besar Bagaikan Mengukir di Atas Air >> Yuk Belajar: Tuntutlah Ilmu Dari Buaian Hingga Liang Lahat

Selasa, 21 Mei 2019

Aksara Sunda Baku


ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮘᮊᮥ
Aksara Sunda adalah huruf huruf atau abjad yang digunakan masyarakat Sunda terutama pada masa peradaban kuno, Aksara Sunda telah mengalami banyak revolusi dan perubahan perubahan seiring berjalannya waktu dan bergantinya masa, kini Aksara Sunda telah dibakukan dengan sistem penulisannya yang baru

Kemunculan Aksara Sunda dan aksara aksara lainnya di wilayah Nusantara khususnya di Indonesia, bermula dari masuknya Aksara Brahmi ke wilayah Asia, kemudian berevolusi menjadi aksara pallawa, inilah yang menjadi cikal bakal aksara aksara lokal di Indonesia

Dari Aksara Pallawa, berevolusi menjadi aksara kawi dan digunakan hampir di seluruh wilayah nusantara, kemudian nusantara yang terdiri dari kerajaan kerajaan ingin memiliki identitasnya masing masing, dengan ciri khas yang membedakan antara satu golongan dengan golongan lainnya

Maka terbentuklah aksara Sunda sebagai identitas dan jati diri masyarakat Sunda pada peradaban kuno dahulu. Adapun Aksara Sunda Baku pada dasarnya adalah hasil penyesuaian Aksara Sunda Kuno yang digunakan untuk merekam Bahasa Sunda kontemporer, dibakukan sehingga lebih mudah untuk dibaca dan diaplikasikan dalam kehidupan modern seperti sekarang namun tetap mengikuti pola dan bentuk huruf pada Aksara Sunda Kuno. Kini Aksara Sunda Baku juga disebut dengan istilah Aksara Sunda.

A. Aksara Ngalagêna (ᮃᮊ᮫ᮞᮛ ᮍᮜᮌᮨᮔ)

Aksara Ngalagena (ᮃᮊ᮫ᮞᮛ ᮍᮜᮌᮨᮔ) adalah huruf dasar dalam Aksara Sunda, setiap huruf dalam Aksara Sunda menunjukkan sebuah suku kata dengan bunyi vokal "a" yang dapat berubah dengan tanda baca atau rarangken. Berikut ini adalah tabel pemaparan Aksara Ngalagena Sunda
ka
ga
nga
ca
ja
nya
ta
da
na
pa
ba
ma
ya
ra
la
wa
sa
ha
fa
va
qa
xa
za
kha
sya
Contoh penggunaan Aksara Ngalagena dalam sebuah kalimat, perhatikan tulisan di bawah ini
  • ᮔᮙ ᮞᮚ ᮛᮊ = Nama saya Raka
  • ᮏᮚ ᮊᮚ ᮘᮠᮞ = Jaya kaya bahasa
  • Dan masih banyak lagi contoh - contoh lainnya

B. Rarangkén (ᮛᮛᮀᮦᮊᮔ᮪)

Rarangken adalah tanda baca atau diakritik yang ditempatkan pada Aksara Ngalagena sehingga akan merubah bunyi vokalnya. Berdasarkan fungsinya, rarangken terbagi menjadi tiga, di antaranya adalah;
  • Pertama: mengubah bunyi vokal pada Aksara Ngalagena (7 buah)
  • Kedua: menambahkan bunyi pada akhiran Aksara Ngalagena (3 buah)
  • Ketiga: menyisipkan bunyi di antara bunyi vokal Aksara Ngalagena (5 buah)
Adapun berdasarkan letaknya, rarangken juga dikelompokkan menjadi tiga golongan, di antaranya adalah;
  • Pertama: rarangken di atas huruf (5 buah)
  • Kedua: rarangken di samping / sejajar dengan huruf (5 buah)
  • Ketiga: rarangken di bawah huruf (5 buah)
Jadi keseluruhan rarangken dalam Aksara Sunda semuanya ada 15. Berikut ini adalah penjabaran tentang ke-15 rarangken tersebut dalam sebuah rangkuman singkat
Ngalagena
ka
Panghulu
ᮊᮤ
ki
Panyiku
ᮊᮥ
ku
Pamepet
ᮊᮨ
ke
Paneuleung
ᮊᮩ
keu
Panéléng
ᮊᮦ
ké
Panolong
ᮊᮧ
ko
Panyecek
ᮊᮀ
kang
Panglayar
ᮊᮁ
kar
Pangwisad
ᮊᮂ
kah
Panyakra
ᮊᮢ
kra
Pamingkal
ᮊᮡ
kya
Panyiku
ᮊᮣ
klu
Ligatur wa
ᮊᮭ
kwa
Ligatur ma
ᮊᮬ
kma
Pamaeh
ᮊ᮪
k (huruf mati)
Catatan: Untuk ligatur wa dan ligatur ma adalah rarangken dari sistem tata tulis Aksara Sunda Kuno yang direkam oleh Unicode. Adapun pada tata tulis Aksara Sunda Baku, kedua rarangken tersebut tidak digunakan

Ada pula huruf - huruf dari Aksara Sunda Kuno yang juga telah direkam dalam unicode, huruf - huruf tersebut seolah telah menyatu dengan rarangkén sehingga meskipun ia dikatakan huruf dasar (ngalagena), tetapi ia dilafalkan dengan bunyi vokal khusus, tidak seperti Aksara Ngalagena biasa yang hanya berbunyi "a". Meskipun huruf - huruf tersebut telah direkam dalam unicode, namun tidak digunakan dalam sistem penulisan Aksara Sunda Baku. Berikut ini adalah huruf - huruf kuno tersebut;
reu
leu
bha
-k
ᮿ
-m
Agar lebih memahami penggunaan rarangken, simak contoh kalimat di bawah ini;

ᮘᮥᮓᮤ ᮕᮨᮁᮌᮤ ᮊᮨ ᮞᮨᮊᮧ ᮜᮂ ᮞᮨᮒᮡᮕ᮪ ᮠᮛᮤ
Budi pergi ke sekolah setiap hari

-- PAMAEH --

Ada beberapa kesalahan yang terkadang atau bahkan sering terjadi dalam kepenulisan Aksara Sunda. Sebagai pengingat untuk menghindari terjadinya kekeliruan, berikut ini adalah ilustrasi contoh yang salah beserta pembenarannya;
SALAH
BENAR
Latin
ᮛ᮪
ᮠᮁᮌ
Harga
ᮍ᮪ᮊᮤ
ᮒᮀᮊᮤ
Tangki
ᮠ᮪
ᮎᮂᮚ
Cahya
Pamaéh TIDAK AKAN BERFUNGSI jika digunakan pada konsonan RA, NGA, HA. Karena RA, NGA, dan HA sudah tergantikan oleh PANGLAYAR, PANYECEK, PANGWISAD, terkecuali BOLEH digunakan untuk penulisan Singkatan. Seperti misalnya adalah RSU (ᮛ᮪.ᮞ᮪.ᮅ) dan H. Sadar (ᮠ᮪. ᮞᮓᮁ)

-- LIGATUR --

Ligatur atau disebut juga dengan aksara pasangan, adalah huruf yang menggantung di bawah aksara lainnya. Fungsi ligatur sama seperti pamaeh, yaitu mematikan huruf yang sedang menjadi tempat menggantungnya. Berikut ini beberapa contoh huruf ligatur atau huruf pasangan dalam Aksara Sunda;
PAMAEH
LIGATUR
Latin
ᮘᮔ᮪ᮓᮥᮀ
ᮘᮔ᮫ᮓᮥᮀ
Bandung
ᮞᮙ᮪ᮕᮥᮛᮞᮥᮔ᮪
ᮞᮙ᮫ᮕᮥᮛᮞᮥᮔ᮪
Sampurasun
ᮛᮙ᮪ᮕᮦᮞ᮪
ᮛᮙ᮫ᮕᮦᮞ᮪
Rampes
ᮃᮊ᮪ᮞᮛ
ᮃᮊ᮫ᮞᮛ
Aksara
ᮔᮨᮕᮀᮊᮩᮔ᮪ ᮞᮤᮙ᮫ᮊᮥᮛᮤᮀ ᮒᮤ ᮘᮔ᮫ᮓᮥᮀ
nepangkeun simkuring ti Bandung

C. Aksara Swara (ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮞᮭᮛ)

Aksara suara/swara (ᮃᮊ᮪ᮞᮛ ᮞᮭᮛ) disebut pula huruf vokal atau huruf hidup dalam Aksara Sunda. Fungsi aksara suara sama seperti fungsi huruf vokal dalam Aksara Latin, ia dapat berdiri sendiri tanpa adanya huruf konsonan. Berikut ini adalah aksara suara dalam Aksara Sunda:
a
i
u
é
eu
e
o

AVAGRAHA ()

Avagraha (ᮺ) adalah simbol atau semacam rarangken yang berfungsi memperpanjang suara vokal, misalnya adalah salaam / salām dituliskan dengan menggunakan avagraha maka akan menjadi seperti berikut ini: ᮞᮜᮺᮙ᮪ / ᮞᮜᮺᮿ. Fungsi kedua dari avagraha adalah mematikan sebuah huruf akhir dalam suatu kata dan menyambungkannya dengan aksara swara "a" pada awal kata berikutnya, dapat dikatakan bahwa avagraha ini menghubungkan dua kata sekaligus. Avagraha sebetulnya merupakan simbol atau rarangken dari Aksara Sunda kuno, dan TIDAK DIGUNAKAN dalam sistem penulisan Aksara Sunda Baku. Namun penjabarannya akan tetap saya cantumkan pada tabel di bawah ini;
PAMAEH
AVAGRAHA
Latin
ᮃᮜᮥᮔ᮪ ᮃᮌᮥᮀ
ᮃᮜᮥᮔᮌᮥᮀ
Alun
Agung
ᮊᮤᮒ ᮃᮊᮔ᮪
ᮊᮤᮒᮊᮔ᮪
Kita
Akan
ᮙᮧ ᮘᮤᮜ᮪ ᮃᮘᮀ
ᮙᮧ ᮘᮤᮜᮘᮀ
Mobil
Abang
Meskipun demikian, avagraha tidak digunakan dalam sistem penulisan Aksara Sunda Baku. Sebagaimana huruf kuno pada tabel sebelumnya, avagraha direkam dan dicatat dalam unicode untuk mengabadikan bentuk daripada huruf kuno dalam Aksara Sunda Kuno

D. Angka

Aksara angka digunakan untuk menunjukkan sebuah bilangan, sama halnya dengan angka pada aksara latin, dalam Aksara Sawa, sebuah bilangan angka diapit dengan dua garis vertikal atau dua tanda pipa |...| di kiri dan kanannya. Berikut adalah Aksara Angka 1 sampai dengan 0;
|᮱|
1
|᮲|
2
|᮳|
3
|᮴|
4
|᮵|
5
|᮶|
6
|᮷|
7
|᮸|
8
|᮹|
9
|᮰|
0
Contoh penulisan Angka:
|᮱᮹᮹᮶|
1996
|᮲᮰᮱᮹|
2019
|᮲᮱᮰|
210

E. Sekilas Praktek

ᮕᮓ ᮠᮛᮤ ᮙᮤᮀᮌᮥ ᮊᮥᮒᮥᮛᮥᮒ᮪ ᮃᮚᮂ ᮊᮨ ᮊᮧ ᮒ ᮙᮨᮔᮄᮊᮤ ᮊᮨᮛᮦᮒ ᮊᮥᮓ ᮞᮨᮠᮁᮌ |᮲᮰᮰᮰| ᮛᮥᮕᮡᮂ
Pada hari Minggu kuturut ayah ke kota, menaiki kereta kuda seharga 2000 Rupiah

F. Contoh-Contoh Lainnya

  1. ᮄᮘᮥ ᮙᮨᮔ᮪ᮎᮥᮎᮤ ᮘᮏᮥ ᮓᮨᮍᮔ᮪ ᮙᮨᮞᮤᮔ᮪ ᮎᮥᮎᮤ
  2. Ibu mencuci baju dengan mesin cuci
    .
  3. ᮒᮥᮜᮤᮞᮔ᮪ ᮄᮔᮤ ᮘᮌᮥᮞ᮪ ᮞᮨᮊᮜᮤ
  4. Tulisan ini bagus sekali
    .
  5. ᮞᮨᮙᮤᮔᮁ ᮄᮒᮥ ᮓᮤᮜᮊ᮫ᮞᮔᮊᮔ᮪ ᮓᮤ ᮌᮨᮓᮥᮀ ᮞᮨᮁᮘ ᮌᮥᮔ
  6. Seminar itu dilaksanakan di gedung serba guna
    .
  7. ᮊᮨᮙᮛᮤᮔ᮪ ᮃᮊᮥ ᮞᮨᮙ᮫ᮕᮒ᮪ ᮘᮨᮁᮊᮥᮔ᮪ᮏᮥᮀ ᮊᮨ ᮛᮥᮙᮂᮑ
  8. Kemarin aku sempat berkunjung ke rumahnya
    .
  9. ᮕᮙᮔ᮪ ᮙᮨᮙ᮪ᮘᮝ ᮇᮜᮦᮂ ᮇᮜᮦᮂ ᮓᮛᮤ ᮞᮨᮙᮛᮀ
  10. Paman membaca oleh - oleh dari Semarang
    .
  11. ᮠᮛᮤ ᮄᮔᮤ ᮊᮤᮒ ᮃᮊᮔ᮪ ᮘᮨᮁᮝᮤᮞᮒ ᮊᮨ ᮏᮧ ᮌ᮫ᮏᮊᮁᮒ
  12. Hari ini kita akan berwisata ke Yogyakarta
Demikianlah penjelasan singkat tentang Aksara Sunda Baku yang diadaptasi dari bentuk dan tata tulis Aksara Sunda Kuno, adapun penjelasan lebih lanjut tentang sejarah, fungsi, maksud dan tujuan, serta hal - hal lainnya tentang Aksara Sunda dapat dilihat dalam buku digital (e_book) Direktori Aksara Sunda Untuk Unicode yang telah dipublikasi pada kesempatan yang lalu.

0 Comments:

Posting Komentar